Kepemimpinan
Kepemimpinan
Berbicara mengenai
kepemimpinan, saya memiliki perspektif tersendiri. Berikut ulasan dan
pengalamanan pribadi saya akan kepemimpinan.
Saya memiliki idola seorang
pemimpin dalam hidup saya, dan saya yakin setiap orang memilikinya .
Idola saya adalah Raja Daud,
dia adalah seorang pemimpin yang hebat dan kuat pengaruhnya. Alasan saya
mengidolakan Raja Daud tak lain karena kisah hidup nya yang menginspirasi
sehingga membuat saya mengikuti gaya hidup nya, terutama ketika dia awalnya yang
bukan siapa - siapa hingga menjadi seorang pemimpin.
Saya akan bercerita tentang
perjalanan hidup saya yang terinspirasi dari Raja Daud , si pemimpin hebat itu.
Saya berasal dari keluarga yang sederhana , alias menengah kebawah, yang
dulunya tidak di perhitungkan oleh sanak saudara maupun orang- orang di
lingkungan saya.
Pada saat umur 17 tahun ketika
itu saya lulus SMA, saya mendapatkan nilai yang sangat baik dari jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam. Saya belajar sangat giat untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan dengan harapan dapat melanjutkan studi saya ke tingkat universitas.
Setelah dinyatakan lulus, saya langsung mendaftar ke salah satu perguruan
tinggi swasta di daerah grogol dengan mendapatkan predikat A pada ujian
saringan masuk. Setelah mendapatkan hasil ujian saringan masuk tersebut , saya
langsung dengan gembira memberitahukan Ayah dan Ibu saya, dan mereka tersenyum
dan menjanjikan saya akan berusaha mendapatkan uang yang dibutuhkan untuk masuk
ke universitas tersebut. Saya ingat pada saat itu saya harus bayar sekitar Rp.
15.000.000 ,- (Lima Belas Juta Rupiah) untuk daftar ulang, saya dikasi waktu 7
hari sejak pengumuman hasil USM. Waktu terus berlalu dan tiba pada saatnya
dimana saya harus membayar di hari terakhir. Ayah saya pulang dari kantor
dengan wajah lemas dia berkata "Kak, papa tidak mendapatkan uang tersebut,
kaka yang sabar ya" ujar Ayah saya. Pada saat itu rasanya seperti semuanya
berantakan dan tidak ada lagi masa depan, apalagi harapan, persaaan ini tidak
akan pernah terlupakan.
Akhirnya pada suatu titik,
sekitar 7 hari setelah lewat jatuh tempo untuk pendaftaran ulang universitas.
Saya memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan dan memutuskan untuk merubah
hidup saya dan keluarga saya yang susah.
Saya langsung mencari pekerjaaan lewat
koran poskota, dan tidak ada satupun perusahaan yang ingin memakai keahlian
saya, karena memang belum ada keahlian apapun. Hahahaha. Tiba – tiba keesokan
harinya ada lowongan pekerjaan sebagai admin , tapi ada syaratnya. Saya wajib
mengikuti kursus computer selama 1 bulan dengan biaya Rp. 250.000 (Dua Ratus
Lima Puluh Ribu Rupiah). Akhirnya saya ikuti dengan memberanikan diri pinjam
uang dengan janji akan dikembalikan sebulan setelah saya bekerja.
Waktu terus berjalan, sudah lewat 1 bulan
saya masih juga tidak mendapatkan penempatan kerja, yang ada saya disuruh bayar
lagi. Wah , saya mulai berpikir ini namanya calo tidak benar , cuman janji asal
janji dengan menjual jasa kursus computer.
Akhirnya saya keluar dan mencari pekerjaan
yang lain.
Satu bulan kemudian saya mendapatkan
pekerjaan. Tahukah anda pekerjaan yang paling mudah didapatkan itu apa ?
Jawabannya adalah Sales. Ya , saya bekerja sebagai seorang sales Kredit Tanpa
Anggunan (KTA) di Bank ABN AMRO, yang saat ini bank nya sudah tidak ada.
Tentunya bekerja di bank sebagai sales tidak akan mendapatkan gaji tetap, yang
intinya tidak ada hasil maka tidak ada pendapatan. Penghasilan pertama saya
pada saat itu hanya Rp. 235.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) , saya
ingat saat itu bulan september tahun 2006, dan saya mempersembahkan buah sulung
saya, yaitu seluruh penghasilan pertama dari hasil kerja pertamaku. Setelah beberapa
bulan saya pindah ke Bank Permata sebagai sales kartu kredit dan terus
berpindah lagi ke JOBSDB.COM sebagai telemarketing. Dalam satu tahun saya
berpindah – pindah ke tiga perusahaan yang berbeda. Mental marketing saya
dibentuk pada saat mencari nasabah di lapangan, segala urat malu diputuskan.
Pada suatu kesempatan , sekitar tahun 2007
saya mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga loket pameran yang diberi imbalan
harian selama 4 hari. Saya di briefing dan
dilatih untuk bisa melayani pengunjung pameran. Pada saat ini saya mulai
membaca renungan dan saat teduh serta belajar mengenai gaya hidup Daud yang
memiliki hubungan khusus dengan Tuhan nya. Pada saat saya baca renungan, ada satu
statement yang menjadi rema dalam hidup saya hingga saat ini, yaitu “Sebuah
garis yang panjangnya ribuan kilometer sekalipun, tidak akan bisa menjadi garis
yang sangat panjang jika tidak dimulai dari titik” . Artinya, setialah dalam
perkara kecil untuk mendapatkan sesuatu yang besar. Dan tidak secara kebetulan
saya membaca salah satu ayat dalam Alkitab yang berbunyi : “Barang siapa setia
dalam perkara-perkara kecil, maka ia setia juga dalam perkara – perkara yang
besar.
Sejak saat itu saya bekerja dengan sungguh
– sungguh dan melakukan pekerjaan saya
bukan untuk manusia tapi untuk Tuhan .
Saya banyak belajar bahwa untuk dapat dipercayakan sesuatu yang besar, kita
harus cakap dalam perkara kecil. Pada suatu ketika jelang hari terakhir
pameran, saya secara tidak sengaja melayani seseorang dengan penuh semangat dan
memberikan pelayanan yang lebih dari yang diminta. Ternyata orang yang saya
layani itu adalah pemilik perusahaan penyelenggara pameran yang saat itu saya
sedang bekerja. Sebulan kemudian saya ditarik untuk bekerja di salah satu
perusahaan majalah yang ia miliki, untuk bekerja sebagai data entry. Akhirnya
saya mendapatkan pekerjaan yang tetap dan mendapatkan gaji bulanan, dalam
sebulan saya dapat Rp. 1.500.000,- ,buat saya nominal ini cukup besar dan lebih
dari cukup. Ternyata masalah tidak berhenti sampai disitu. Tiga bulan kemudian
perusahaan majalah tersebut sedang mengalami goncangan finansial dan mengalami
kerugian sehingga banyak karyawan yang keluar dengan sendirinya. Tinggal saya
dan seorang General Manager yang masih bertahan. Saya berkata kepada GM saya, “Bu
, saya ingin tetap bekerja disini , tidak digaji dulu tidak apa – apa sampai
perusahaan bisa stabil lagi”. Mendengar itu GM saya menyampaikan perkataan saya
kepada pemilik perusahaan. Saya terkejut dua bulan kemudian saya ditarik untuk
bekerja ke perusahaan utama nya pemilik perusahaan, yaitu perusahaan
penyelenggara pameran yang dulu saya pernah bekerja sebagai pekerja harian
menjaga loket registrasi. Saya diberikan gaji dua kali lipat dari perusahaan
sebelumnya yang saat ini sudah ditutup. Puji Tuhan, ternyata setia dalam
perkara kecil itu tidak mudah tapi jika diterapkan akan besar dampaknya.
Saya bekerja di perusahaan tersebut hingga
mendapatkan posisi Project Manager , saya memimpin para sarjana, padahal ijazah
saya hanya SMA.
Setalah empat tahun bekerja, saya
memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri , saat itu bulan febuari tahun
2012. Saya mencari investor dan mendapatkannya. Tidak mudah mencari investor,
dari 22 orang yang menolak, ternyata orang ke 23 bersedia mengeluarkan dananya
untuk modal usaha saya sebesar Rp. 3.4 M. Saat itu berdirilah sebuah perusahaan
bernama PT. Berkania Promosindo, yang namanya saya ambil dari singkatan “Berkat
Kasih Karunia” atau BERKANIA.
Banyak orang mulai memperhitungkan saya,
saya mulai dihormati oleh sanak saudara dan lingkungan karena jabatan sebagai
seorang direktur dan pemilik perusahaan. Tapi ternyata masalah tidak berhenti
sampai disini. Baru tiga bulan perusahaan berdiri, investor saya memutuskan
untuk menarik dana nya karena mereka menghendus akan adanya kerugian besar dari
proyek pertama PT. Berkania Promosindo. Setelah dana dicabut, saya ditinggali
hutang sebesar Rp. 1,4 Miliar yang harus saya bayar dalam beberapa hari kepada
supplier . Rekening bank perusahaan tersisa hanya Rp. 2.3juta saja dan saya
harus bayar gaji karyawan saat itu sekitar 9 orang sebesar Rp. 42 juta . “dana
dari mana ?” saya berkata dalam hati.
Saat itu saya hanya bisa berdoa dan
mengandalkan Tuhan. Bertanya kepada Tuhan apa yang harus saya lakukan. Saya teringat
Raja Daud selalu bertanya kepada Tuhan atas setiap langkah dan keputusan yang
akan dia buat. Malam itu sehari sebelum hari gajian, saya mendapatkan hikmat.
Keesokan harinya saya kumpulkan seluruh karyawan dan saya jelaskan mengenai
kondisi perusahaan, dan saya memutuskan untuk terus menjalankan perusahaan ini.
Dari delapan orang, hanya 3 orang yang mau bertahan dan berjuang dengan saya. Mereka
tau konsekuensinya bahwa mereka tidak akan mendapatkan gaji dalam waktu dekat
ini, tapi saya berkata bahwa perusahaan ini akan terus berjalan dan jika
perusahaan sudah besar nanti, saya tidak akan melupakan jasa mereka. Disini saya
ada 2 pilihan yang harus saya ambil. Pilihan nomor 1 adalah jika saya tutup
perusahaan maka saya akan meninggalkan hutang sebesar Rp.1.4 M dan kemungkinan
akan berakhir di penjara. Dan pilihan nomor 2 adalah saya tetap dan terus
menjalankan perusahaan dengan resiko hutang saya akan berlipat kali ganda menjadi
Rp.3M, jika gagal. Jika berhasil saya bisa membayar seluruh hutang saya dan
merubah hidup saya.
Akhirnya saya memutuskan mengambil pilihan
nomor 2 , karena masih ada harapan untuk bisa membayar hutang. Sekecil apapun
persentase keberhasilannya akan saya ambil, selama masih ada kemungkinan
berhasil. Seiring waktu berjalan, pintu –
pintu mulai dibukanan, mulai ada jalan keluar, proyek saya yang ketiga berhasil
dan mulai menghasilkan uang dan dapat membayar hutang saya.
Pada waktu itu saya banyak membaca alkitab
dan renungan yang sangat sesuai dengan keadaan saya, salah satunya mengenai
seorang kapten kapal yang dikirim untuk menduduki suatu pulau, para
pendahulunya selalu gagal dan tidak bisa menduduki pulau tersebut karena mereka
selalu kalah perang dengan penduduk disana. Pada saat dia dikirim dan mendarat
di pulau tersebut, dia memerintahkan prajuritnya untuk membakar kapal yang
mereka naiki ,sehingga tidak ada yang berpikir untuk kembali ke daerah asal
jika kalah perang. Hanya ada satu jalan, yaitu terus maju kedepan dan menang. Terbukti
siasat ini berhasil dan mereka berhasil menduduki pulau tersebut.
Saya belajar untuk menutup segala kemungkinan
untuk saya kembali atau lari dari masalah yang saya hadapi. Ketika saya
menghadapi masalah, saya mendapatkan jalan keluar, saya hampiri semua supplier
saya yang saya hutangi, dan saya menjelaskan secara perinci mengenai keadaan
saya, dan saya bilang saya akan bertanggungjawab penuh dan akan membayar hutang
– hutang saya dengan cara terus menjalankan perusahaan ini. Akhirnya mereka
semua mendukung dan saya diberikan kesempatan untuk terus menjalankan perusahaan
ini. Pada tahun 2015, saya memutuskan untuk mengganti nama perusahaan tersebut
menjadi PT. Indorich Expo Utama, untuk menghindari permasalahan yang terjadi
akibat masih adanya nama pemegang saham sebelumnya.
Hingga saat ini saya memiliki 3 perusahaan
, yaitu PT. Indorich Expo Utama (Perusahaan penyelenggara pameran), PT. Trublue
Indah Perkasa (Kontraktor) dan yang akan dibuka bulan ini perusahaan lembaga
keuangan Indorich Danatama. Saat ini saya memiliki karyawan yang memiliki
pendidikan jauh diatas saya, tapi saya juga terus ingin belajar dan memutuskan
untuk kuliah bisnis management dengan harapan dapat memperkuat bisnis – bisnis saya
kedepannya.
Berbicara mengenai kepemimpinan, menurut
saya, kepimimpinan itu dibentuk dan dipersipakan melalui proses. Memang tidak
mudah , tapi sangat mungkin bagi seseorang untuk bisa menjadi seorang pemimpin.
Mungkin saat ini ada beberapa orang yang merasa tidak memiliki apa – apa dan
tidak mungkin untuk bisa menjadi seorang pemimpin. Saat ini saya mau katakan ,
tidak peduli engkau dilahirkan dari keluarga yang susah selama kita memiliki
visi yang jelas, dan setia dalam perkara kecil, kelak kita akan berhasil dan
menjadi seorang pemimpin.
Saya mempelajari berbagai sifat dan
karakter pemimpin di Indonesia. Kebanyakan dari mereka cepat melesat keatas
tetapi cepat juga jatuh kebawah. Padahal mereka adalah orang – orang yang
pintar dengan pencapaian pendidikan yang sangat tinggi, tapi tidak dapat
mempertahakan posisinya untuk tetap berada diatas. Mempertahakan memang lebih
sulit dari pada memulai, kuncinya adalah karakter. Kepiawaian dan kepintaran
bisa membawa kita cepat berada di posisi puncak, tapi hanya karakter yang dapat
mempertahankannya. Banyak orang jatuh karena mereka tidak bisa memiliki
intergritas dan karakter yang baik, mereka jatuh karena keserakahan dan tidak
ada kata cukup.
Berjuanglah selagi ada waktu untuk
berjuang, ambilah kesempatan itu sekalipun hanya 0,00001% kemungkinan. “Saya
tidak pernah takut akan kegagalan, hal yang saya takuti adalah tidak mencoba”. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi berkat buat banyak orang. Tuhan
memberkati.
Salam,
Richard Yohanes Bryant Pesik
ko... bagus bangettt hehehe
BalasHapuskeren kerennn
Play n' roller with virtual reality (VR) | Videoodl
BalasHapusbest youtube to mp3
WinStar World Casino and Resort - Jackson, MS - JamBase
BalasHapusWinStar World 동두천 출장마사지 Casino and Resort, Jackson, 하남 출장마사지 MS offers 남양주 출장마사지 a 경기도 출장샵 variety of amenities to help you 양주 출장샵 have the ultimate in gaming and entertainment, plus hundreds of